Garuda Muda Punya Potensi
Alfred Riedl menyeleksi skuad Timnas U-23. Foto: Heru Haryono/Okezone
JAKARTA –
Masa depan sepakbola Indonesia terbuka lebar. Bakat-bakat muda mulai
bermunculan seiring penampilan luar biasa Timnas Indonesia pada AFF Cup
2010 akhir tahun lalu.
Pemain-pemain sepakbola muda Indonesia yang mempunyai talenta saat ini
tengah dikumpulkan Pelatih Alfred Riedl untuk menjalani seleksi
Pra-Olimpiade 2012 dan SEA Games 2011 di Jakarta. Selain para pemain
muda yang bermain di kompetisi Tanah Air, Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI) pada seleksi yang digelar 7–9 Januari 2010 ini juga
memanggil para pemain yang merumput di kompetisi luar negeri.
Mereka yang dipanggil adalah pemain yang mempunyai darah keturunan
Indonesia. Beberapa pemain berdarah Indonesia yang bermain di kompetisi
luar negeri di antaranya James Zaidan Saragih.Pemain berdarah Indonesia
yang lahir di New York,Amerika Serikat ini bermain di klub New York
Cosmos. Ada lagi nama Stefano Lilipaly yang bermain di FC Ultrech
Belanda.
Pemain tengah berdarah Maluku ini juga mengaku siap menjadi anggota tim
Merah Putih dan siap mengikuti seleksi. Nama lain adalah Oliver Rifai
yang berdarah Bandung dan tengah membela klub AZ Alkmaar Belanda (lebih
lengkap lihat info grafis). Oliver bahkan sudah membela timnas Belanda
U-15.Dia juga mengaku siap meninggalkan kewarganegaraan Belanda dan
membela Merah Putih.
Deputi Bidang Teknis Badan Tim Nasional (BTN) Iman Arif mengatakan
animo pemain dalam mengikuti seleksi cukup tinggi. Dengan kondisi itu
pihaknya optimistis memperoleh pemain yang betul-betul berkualitas.
”Tanggal 17 Januari nanti skuad Pra-Olimpiade akan kami umumkan.
Selanjutnya mereka menjalani pemusatan latihan,” kata Iman.
Meski baru diumumkan pada 17 Januari nanti, pihak BTN telah menetapkan
lima pemain langsung lolos menjalani pemusatan latihan tanpa seleksi.
Mereka itu adalah Irfan Bachdim, Kurnia Mega, Yongky Ariwibowo, Johan
Juansyah, dan Oktovianus Maniani.Kelima pemain itu sebelumnya telah
masuk timnas senior pada Piala AFF 2010.
Arif mengatakan, status pemain naturalisasi tetap sebagai suplemen.
”Naturalisasi dilakukan untuk menutup problem pembinaan usia muda. Hal
ini sifatnya sementara saja,” ungkapnya. Iman menambahkan, program
naturalisasi akan dihentikan dua atau tiga tahun lagi seiring dengan
pembinaan usia muda. Mengenai naturalisasi pemain yang mengikuti
seleksi kemarin, Iman mengatakan saat ini masih dalam proses. ”Proses
naturalisasi Stefano Lilipaly dkk belum final. Semua tergantung sikap
pelatih.
Masa depan timnas, terutama jangka panjang, tetap berada di tangan
pemain lokal yang ada di kompetisi. Kami juga menyiapkan alternatif
regenerasi melalui SAD (Sociedad Anonima Deportiva) di
Uruguay,”lanjutnya. Proyek SAD di Uruguay yang akan memasuki tahun
keempat diharapkan menjadi penyeimbang regenerasi timnas. Agenda
pengiriman SAD yang diproyeksikan sebagai timnas U-19 mulai menampakkan
hasil. Syamsir Alam dan Zainal Haq saat ini sudah berkostum klub
Uruguay CA Penarol. Jumlah tersebut berpotensi bertambah karena
beberapa klub Cile dan Argentina mengisyaratkan ketertarikan merekrut
beberapa pemain SAD.
Sementara itu, Pelatih Persija Jakarta Rahmad Darmawan berharap PSSI
bisa menetapkan batas maksimal jumlah pemain yang paspornya akan
diputihkan. Lima pemain naturalisasi di timnas dinilainya cukup ideal.
”Secara umum memang tidak ada yang salah dengan naturalisasi. Yang
penting BTN atau timnas jeli dalam melihat karakter pemain. Jangan
lebih dari lima nama. Bagaimanapun, fungsi mereka hanya sebagai
pelengkap saja.Timnas harus memberi apresiasi lebih kepada warga
sendiri,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.